Masa Depan Q

Masa Depan Q

Jumat, 22 Mei 2009

Lirik Punk Rock Jalanan

Jumat, 22 Mei 2009 0
sungguhku menyesal
telah mengenal dia
dan aku kecewa
tlah menyayanginya
dan aku tak akan
mengulang kedua kalinya…

kusimpan rindu dihati
gelisah tak menentu
berawal dari, kita bertemu
kau akan kujaga

kuingin engkau mengerti
betapa kau ku cinta
hanya padamu aku bersumpah
kau akan kujaga sampai mati

kuingin tau siapa namamu
dan kuingin tau dimana rumahmu
walau sampai akhir hayat ini…

jalan hidup kita berbeda
aku hanyalah punk rock jalanan
yang tak punya harta berlimpah
untuk dirimu sayang…

*
kutunggu kau kutunggu
kunanti kau kunanti
walau sampai akhir hayat ini (2x)

kukira kau setia padaku
ternyata kau menduakanku
diriku akhirnya tak menduga…

kukesal kini kualami
perjalanan cinta selama dulu
kukira kau bosan padaku…
ternyata kau menduakanku..

dulu kau berjanji
akan sehidup semati..(itu gombal)

dan aku kecewa telah menyayanginya
dan aku tak akan mengulang kedua kalinya…

kusimpan rindu dihati
gelisah tak menentu
berawal dari kita bertemu
kau akan ku jaga (sampai mati)

kuingin engkau mengerti
betapa kau kucinta
hanya padamu aku bersumpah
kau akan kujaga selamanya.

kuingin tau siapa yg menyayangimu
dan kuingin tau ku menyayangimu
walau sampai akhir hayat ini…

jalan hidup kita berbeda
aku hanyalah punk rock jalanan
yang tak punya mobil mewah
tuk dirimu sayang

Punk Rock Jalanan

(kisah ini Terinspirasi dari kisah nyata)

Tersebutlah seorang pemuda berusia 15 tahun. Namanya Tigor bersekolah kelas 3 SMP Kartika Balikpapan. Lahir di keluarga baik-baik. Konon ceritanya keluarganya yang tadinya kaya-raya mendadak jatuh miskin karena perusahaan sang ayah yang bergerak di bidang kontraktor sipil gulung tikar. Di tengah hobinya bergabung dengan klub BMX, Tigor tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk menyalurkan hobinya itu lebih dalam…yaitu memakai barang-barang bermerk di tubuhnya, membeli ornamen-ornamen untuk sepedanya, dan sebagainya. Belum lagi ejekan dari teman-teman satu klub yang selalu diterimanya.

Sementara di satu sisi, terdapat sebuah klub juga yang menamai diri mereka ‘street guys‘. Dalam jiwanya yang labil, Tigor akhirnya membelot. Anak-anak ‘street‘ jiwa kekeluargaannya lebih besar dibanding anak-anak BMX yang berasal dari keluarga ‘berada’. Tigor mulai merokok, bahkan untuk anak seusianya yang masih tergolong belia, ia sudah mulai mengenal alkohol. Orang tuanya tak henti-henti menasehatinya, tapi doktrin punk terlalu kuat…isinya antara lain “Nazi fuck…polisi anjing…kita bukan budak, jangan mau disuruh-suruh…kami anti kemapanan!!!”. Orang tuanya hanya bisa mengurut-urut dada saja ketika Tigor membantah sewaktu disuruh membuang sampah rumah tangga mereka di tempat pembuangan sampah yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Hingga suatu waktu sang ayah marah besar ketika Tigor membentak beliau hanya karna disuruh pergi ke warung makan. Kemarahan sang ayah membuat Tigor begitu sakit hati karena Tigor belum pernah melihat sang ayah semarah itu kepadanya. Tigor pergi dari rumah tanpa membawa baju ganti satupun. Ia pergi bersama kumpulan barunya yaitu ‘street guys‘ ato lebih kita kenal dengan nama anak punk yang sesungguhnya keberadaan mereka sangat meresahkan masyarakat sekitar dan selalu membuat para polisi jengkel. Di sinilah petualangan Tigor dimulai. Bersama kumpulan barunya ia ikut mengamen di lampu merah, jika lapar dan tidak cukup uang ia mentegakan dirinya mengorek-ngorek tempat sampah demi mengobati perutnya yang sangat kelaparan. Sementara ayah dan ibunya menangis berhari-hari di rumah, berharap Tigor, anak laki-laki satu-satunya mereka segera pulang ke rumah. Tigor memiliki seorang kakak perempuan yang kemudian diasuh oleh tantenya setelah mereka jatuh miskin. Akhirnya suatu saat ibunya mendapati anak lelakinya itu sedang mengorek sebuah tong sampah. Kulitnya bertambah hitam, tubuh jangkungnya terlihat semakin kurus, rambutnya yang hitam legam bagus berubah menjadi model mohawk yang tak beraturan dan berwarna merah yang entah mungkin dari cat rambut murahan. Ibunya menangis melihat anaknya itu dan memintanya pulang ke rumah. Tapi Tigor tetap membantah sampai akhirnya temannya membujuknya untuk pulang…dan pulanglah ia. Ayahnya mulai mengalah padanya. Motor satu-satunya yang tersisa di rumah itu khusus untuk Tigor pakai. Tigor mulai mau sekolah lagi, tapi di akhir pekan, tak ada yang bisa menghalangi langkahnya untuk pergi ke Samarinda, 2 setengah jam dari Balikpapan waktu tempuhnya, bersama anak-anak punk. Namun ayah dan ibunya tak begitu khawatir karena di Samarinda banyak tante-tante dan sepupunya. Sampai akhirnya ia berkenalan dengan seorang gadis kelas 3 SMP di SMPN 2 Samarinda bernama Liza. Kebetulan Liza adalah teman satu sekolah sepupunya. Tigor pulang ke Balikpapan dengan hati berbunga-bunga. Bertambah rajinlah ia berkunjung ke Samarinda karena gadis bernama Liza ini. Orang tuanya sungguh khawatir sesuatu terjadi padanya sepanjang perjalanan lintas kota itu. Akhirnya kelulusan tiba juga. Tigor masuk ke STM Swasta satu-satunya di Balikpapan, jurusan elektro. Belum selesai cobaan yang harus Tigor dan keluarganya terima, berawal dari kecurigaan kedua orang tuanya kalau si anak buta warna karena Tigor sangat susah membedakan antara warna merah muda dan hijau, ditambah lagi dengan sang ayah adalah seorang yang buta warna. Akhirnya keluarga membawanya ke puskesmas, namun kata puskesmas hanyalah kurang latihan. Oleh karena itu kedua orang tuanya tetap nekad memasukkan ke STM yang terdekat dari rumahnya.Namun karena sudah dilatih berulang-ulang si Tigor belum juga bisa menghafal warna-warna tersebut, dengan bantuan sang tante, kemudian Tigor kembali untuk melakukan pemeriksaan dan dibawa ke dokter spesialis mata. Tigor dinyatakan buta warna parsial (60%). Bermaksud baik, sang ibu membawa surat pernyataan dari dokter itu ke pihak sekolahnya agar anaknya dipindahkan jurusan ke jurusan otomotif saja. Ternyata pihak sekolah malah beranggapan bahwa anak buta warna sama sekali tidak bisa masuk di STM di jurusan apapun, jadi lebih baik pindah ke sekolah umum saja. Padahal STM tersebut sebelumnya tidak melakukan test buta warna terhadap calon-calon siswanya maupun meminta surat pernyataan tidak buta warna terlebih dahulu dari para calon siswanya, seperti yang dilakukan oleh STM negeri. Di sekolah teman-teman memperlakukannya seperti orang yang dikucilkan, sikap sang guru juga kurang baik kepadanya (karena Tigor memang bukan siswa teladan di sekolahnya). Akhirnya Tigor membuat keputusan untuk berhenti sekolah. Ia hanya mempunyai ijazah SMP dan tambah menjadi-jadi kehidupan malam dijalaninya di usianya yang baru 16 tahun itu. Suatu hari yang paling membuat orang tuanya shock adalah Tigor yang baru pulang dari Samarinda, membawa Liza pacarnya ke rumah. Saat itu memang sang kakak sedang nginap juga di rumahnya. Ketika ditanya oleh orang tuanya, katanya si Liza akan menginap semalam, mau jalan-jalan dulu di Balikpapan, tidurnya bareng kakaknya saja. Ketika orang tuanya menanyai Liza apakah sudah ijin kepada orang tuanya, Liza bilang sudah. Walau masih sedikit curiga karena Liza masih menggunakan seragam pramuka, namun orang tua Tigor cukup lega karena menurut Liza ia sudah meminta ijin sebelum ke Balikpapan. Sampai kemudian terjadi kehebohan besar. Tantenya Tigor telpon ke rumah menanyai Tigor tentang keberadaan Liza karena orang tua Liza membuat ribut di rumah tantenya tersebut. Ketika mengetahui Tigor membawa Liza ke Balikpapan, tantenya langsung menyuruh mamanya Liza berbicara sendiri kepada ibunya Tigor. Ibu meminta mamanya Liza untuk tidak terlalu khawatir, namun mamanya Liza tetap bersikukuh meminta alamat Tigor di Balikpapan. Di tengah tidur pulasnya Liza, jam 4 subhu, orang tuanya menjemput menggunakan taxi argo. Mereka tampak sangat khawatir karena Liza adalah anak semata-wayang mereka. Akhirnya Liza dilarang orang tuanya menemui Tigor lagi. Tigor datang ke Samarinda sudah tidak disambut baik lagi oleh keluarganya Liza. Orang tua Liza tidak suka Tigor bergaul dengan Liza karena Tigor hanyalah seorang yang lulusan SMP, dan seorang punker. Liza berasal dari keluarga kaya. Tigor patah hati berat dengan Liza. Tigor mencoba untuk bunuh diri, namun teman-teman satu kumpulannya mencegahnya. Kehidupan Tigor tambah lekat pada kehidupan punk. Waktunya habis untuk mengamen dan berkumpul bersama anak-anak punk di jalanan. Puskib adalah tempat berkumpulnya mereka. Lampu merah adalah tempat mereka mengamen. Lagu andalan anak-anak punk berjudul “Punk Rock Jalanan”. Lagu itu selalu Tigor nyanyikan saat mengamen, karena Tigor merasa bahwa lagu itu sangat sesuai untuknya, dia memang seorang “Punk Rock Jalanan”. Sewaktu orang tuanya memohonnya melepaskan diri dari punk, Tigor berkata, “Bu, mereka juga keluargaku. Sewaktu motorku kehabisan bensin di kilometer 20-an, di tengah hutan sana, aku menghubungi seorangpun temanku tak ada yang bisa datang menolongku, tapi ketika aku menelpon Dedy, salah seorang teman punk, semua anak punk Balikpapan datang menghampiriku, jalan kaki mereka dari kota demi aku, menemaniku mendorong motor sampai aku bisa mengisi bensin motorku. Aku menangis dalam hati saat itu. Karena sebenarnya saat itu aku sudah ingin lepas dari mereka. Saat Liza meninggalkanku, punk tidak pernah meninggalkanku.”
Orang tuanya terharu dan tidak sanggup berkata apapun lagi. Punk memang meresahkan masyarakat, mungkin karena mereka terkesan urakan, tapi sikap kekeluargaan mereka terhadap sesamanya patut diacungi jempol. Begitulah kisah Tigor, Punk Rock Jalanan.

Rabu, 20 Mei 2009

Kesiapan Persibo Di Copa

Rabu, 20 Mei 2009 0

Ujicoba Persiapan Hadapi Sriwijaya FC

Persibo BojonegoroPersibo Bojonegoro dijadwalkan melakukan uji coba melawan Persikaba Kabupaten Blora di Stadion Letjen H. Soedirman Bojonegoro, Kamis (21/5).

“Uji coba ini untuk melihat perkembangan terakhir para pemain Persibo sebagai persiapan menghadapi Sriwijaya FC di Palembang,” kata asisten manajer Bidang Teknis Persibo Bojonegoro, Imam Sardjono, Selasa (19/5).
Baca Selengkapnya »

Perburuan Top Scorer, Lokal Berkuasa

Copa IndonesiaDi ajang kompetisi Indonesia Super League (ISL), pemain asing boleh berkuasa di daftar atas pencetak gol. Namun, hal itu tidak berlaku di pentas Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) musim ini. Dua pemain lokal, Samsul Arif (Persibo) dan Rahmat “Poci” Rivai (Persitara), mantap memimpin daftar top scorer dengan masing-masing menorehkan delapan dan tujuh gol. Kans keduanya memboyong gelar sepatu emas amat besar karena sebagian besar pesaing timnya sudah gugur di ajang CDSSI.

Memang ada beberapa nama pemain yang memperkuat klub-klub kontestan babak 8 besar CDSSI yang bisa menyodok ke atas daftar pencetak gol. Namun, dengan tingkat persaingan yang kian ketat, mereka diragukan bisa dengan mudah menambah pundi-pundi gol. Bomber asing asal Persijap, Pablo Frances, yang sudah mengoleksi lima gol menyebut kecil peluangnya bisa mencetak banyak gol tambahan.
Baca Selengkapnya »

Samsul Arif: Senang Persibo Tak Diunggulkan

Copa IndonesiaPersibo Bojonegoro akan menjadi batu sandungan bagi juara bertahan Sriwijaya FC di babak 8 Besar Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008/2009. Mereka akan menghadapi lawan yang tidak diunggulkan tapi berpeluang membuat kejutan besar.

“Saya senang karena Persibo menjadi underdog. Kami bisa bermain tanpa beban karena tidak diunggulkan melawan Sriwijaya FC yang satu tingkat di atas kami,” sebut striker Persibo Samsul Arif, Minggu (17/5).
Baca Selengkapnya »

Manfaatkan Absennya Tiga Pilar Sriwijaya FC

Copa IndonesiaBadan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) telah mengesahkan seluruh pemain Persibo Bojonegoro dalam pertandingan delapan besar Copa Indonesia.

“Kami baru saja menerima surat dari BLI, semua pemain Persibo tidak ada masalah, semuanya bisa diturunkan melawan Sriwijaya FC,” kata asisten manajer bidang teknis Persibo, Imam Sardjono, Rabu (13/5).
Baca Selengkapnya »

Pentingnya Kesehatan

Copa IndonesiaSecara fisik dan mental Persibo Bojonegoro merasa diuntungkan dengan jadwal babak 8 besar Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI). Sebagai satu-satunya tim dari kasta kedua, Laskar Angling Darma ini bisa fokus 100 persen di ajang multidivisi ini. Pasalnya Samsul Arif dkk. telah menyelesaikan tugas di pentas Divisi Utama, sementara kontestan lain masih berjibaku di lanjutan ISL.

“Ini memang modal berharga. Setidaknya saya bisa berkonsentrasi mempersiapkan tim khusus untuk Copa. Anak-anak tak terganggu lagi dengan Divisi Utama,” tutur Sartono Anwar, pelatih Persibo.
Baca Selengkapnya »

Hadapi SFC, Pertahankan Komposisi Pemain

Persibo BojonegoroPersibo Bojonegoro tidak mengubah komposisi pemain menghadapi Sriwijaya FC pada pertandingan delapan besar Copa Indonesia di Stadion Jakabaring Palembang, 28 Mei mendatang.

“Komposisi para pemain yang selama ini biasa diterapkan di berbagai pertandingan dengan pemain yang ada sudah ideal,” kata pelatih Persibo Sartono Anwar, Kamis (14/5).
Baca Selengkapnya »

Pantau Sriwijaya FC di ISL

Persibo BojonegoroPersibo Bojonegoro terus berusaha mengumpulkan data kekuatan Sriwijaya FC. Tim asal Palembang itu bakal menjadi lawan Persibo di babak delapan besar Copa Indonesia IV. “Kami akan mengamati pertandingan mereka,” tutur pelatih Persibo Sartono Anwar kemarin (13/5).

Menurut pelatih yang suka bertopi itu, Sriwijaya FC yang masih bertanding di Djarum Indonesia Super League (DISL) tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi Persibo. Sebab, Persibo bakal bisa memantau cara bermain tim asuhan Rachmad Darmawan itu.
Baca Selengkapnya »

Boro - Bonek Tetap Satu Hati

Penulis: Purnomo, fphoer_ring@yahoo.com

Sebelum dilangsungkannya pertandingan Persibo vs Persebaya pada hari Minggu 10 Mei 2009 di Stadion Letjen Soedirman terdapat pemandangan yang berbeda dari biasanya, yaitu adanya spanduk yang bertuliskan “BORO dan BONEK tetap SATU HATI” yang dibawa oleh dua orang suporter Boromania mengelilingi Lapangan. Aplause dan sambutan luar biasa menyertai spanduk tersebut ketika melintas di depan tribun penonton yang memadati stadion kebanggaan masyarakat Bojonegoro.
Baca Selengkapnya »

Sudah Siap hingga Final

Copa IndonesiaPara pemain Persibo Bojonegoro tenang menyongsong babak delapan besar Copa Indonesia IV. Gaji Samsul Arif dkk bakal tak mengalami kendala, meski nantinya tim asal Kota Ledre tersebut melaju hingga babak final. “Lebih baik kami antisipasi lolos daripada tidak diantisipasi, tapi ternyata lolos ke final,” kata Asisten Manajer Bidang Keuangan Persibo Abdul Mun’im kemarin (12/5).

Karena itu, pihaknya berharap agar para pemain hanya memikirkan latihan dan memenangkan pertandingan setiap kali turun ke lapangan. Salah satunya mempermalukan juara bertahan Copa Indonesia Sriwijaya FC (SFC) Palembang pada babak delapan besar. “Pemain jangan fokus pada masalah keuangan. Kami akan cari jalan keluarnya,” ujarnya.
Baca Selengkapnya »

Hadapi Aktor dibalik Provokator

Pengirim: Purnomo , fphoer_ring@yahoo.com

Seiring dengan perjalanan waktu, jumlah visitor di http://persibo.bojonegoro.com semakin ramai, pengunjung itu tidak hanya dari anggota Boromania Cyber Community (BomBer) melainkan juga teman-teman Boromania yang lain, bahkan ada juga beberapa pemain Persibo yang berkunjung ke sini untuk bertegur sapa dengan pendukungnya lewat dunia maya. Selain itu kelompok suporter kesebelasan lain juga tidak jarang meluangkan waktunya untuk berkunjung ke sini.

Sisi positif dari banyaknya tamu yang berkunjung ke sini adalah menjadikan komunitas kita semakin dikenal. Tapi perlu diingat bahwa tamu yang berkunjung ke sini tidak selamanya memiliki niatan baik. Ada juga pengunjung yang ke sini hanya berniat untuk menebarkan fitnah, rasa antipati, serta kebencian dan dendam. Mungkin mereka inilah yang bisa disebut dengan provokator.
 
FIDANANTA AGFI P. ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates